Kamis, 10 April 2014

Kondisi Ekonomi Tak Wajar, Ini Kebijakan yang Ditempuh BI
Feby Dwi Sutianto - detikfinance
Kamis, 29/08/2013 15:32 WIB



" Jakarta -Bank Indonesia (BI) secara mengejutkan menaikkan suku bunga acuannya (BI Rate) hingga 7%. Dalam 3 bulan berturut-turut berarti BI telah menaikkan suku bunganya mencapai 125 basis poin (bp). Apa yang sebenarnya terjadi?

Dalam hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI tambahan yang tidak biasanya dilakukan, bank sentral menilai proses penyesuaian perekonomian nasional terhadap perlambatan ekonomi terindikasi mulai berlangsung.

Seperti disampaikan Direktur Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah di Gedung BI, Kamis (29/8/2013), bank sentral memandang bahwa tekanan dan ketidakpastian perekonomian global ke depan masih relatif tinggi, baik terkait dengan waktu dan besarnya tapering stimulus moneter oleh the Fed, penurunan harga komoditas, maupun perlambatan pertumbuhan dunia.

"Sehubungan dengan itu, dalam RDG Bulanan hari ini tanggal 29 Agustus 2013, Dewan Gubernur memutuskan menempuh langkah-langkah lanjutan untuk memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dalam pengendalian inflasi, stabilisasi nilai tukar Rupiah, penurunan defisit transaksi berjalan, serta penguatan ketahanan makroekonomi dan stabilisasi sistem keuangan," papar Difi.


Adapun langkah-langkah lanjutan untuk mengatasi kondisi seperti ini antara lain:
Rapat Dewan Gubernur hari ini, Kamis 29 Agustus 2013, memutuskan untuk memperkuat bauran kebijakan lanjutan sebagai berikut. Pertama, menaikkan BI Rate sebesar 50 bp menjadi 7,00%, suku bunga Lending Facility (LF) sebesar 25 bp menjadi 7,00%, dan suku bunga Deposit Facility (DF) sebesar 50 bp menjadi 5,25. Kenaikan BI Rate diharapkan dapat lebih memperkuat pengendalian ekspektasi inflasi dan memitigasi risiko kemungkinan terjadinya pengaruh pelemahan rupiah terhadap inflasi dan sebaliknya. Kebijakan ini juga sebagai bagian dari langkah untuk menekan defisit transaksi berjalan menuju pada tingkat yang sehat dan berkesinambungan.

Memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan kondisi fundamental perekonomian. Intervensi ganda melalui pasokan valas dan pembelian SBN dari pasar sekunder terus dilanjutkan secara terukur. Untuk menambah keragaman tenor dan memenuhi kebutuhan pengelolaan liquiditas valas, lelang Term Deposit (TD) valas dengan tenor overnight (o/n) sudah dimulai sejak hari ini, di samping tenor 7, 14, dan 30 hari yang selama ini telah ada. Untuk mengelola permintaan valas oleh non-residen tanpa mengurangi aspek kehati-hatian, peningkatan rekening vostro yang berasal dari divestasi SBI dan SBN serta pelunasan kredit pihak terkait dikecualikan dalam perhitungan ketentuan pinjaman luar negeri jangka pendek bank sebesar maksimum 30% dari modal, akan segera diberlakukan. Penyediaan instrumen lindung nilai (hedging) kepada perbankan dan dunia usaha ditingkatkan melalui transaksi FX Swap baik secara bilateral maupun lelang reguler setiap hari Kamis. Bank-bank dapat secara bebas menerus-transaksikan (pass-on) transaksi FX Swap dengan nasabahnya kepada bank lain atau ke Bank Indonesia. Bank Indonesia juga akan memperpendek jangka waktu month-holding-period kepemilikan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dari 6 bulan menjadi 1 bulan.

Memperkuat pengelolaan likuiditas di pasar uang dan perbankan agar tetap terjaga untuk mendukung stabilitas pasar keuangan, industri perbankan, dan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Melalui penguatan operasi moneter, baik dengan intervensi ganda di pasar valas dan pembelian SBN dari pasar sekunder maupun operasi moneter di pasar uang Rupiah, kondisi likuiditas di pasar uang maupun perbankan selama ini tetap terjaga. Untuk memperkuat operasi moneter Bank Indonesia, manajemen likuiditas perbankan, dan sekaligus sebagai langkah-langkah lanjutan pendalaman pasar keuangan, mulai hari ini Bank Indonesia melakukan lelang Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dengan tenor 1 dan 3 bulan. Seperti diumumkan sebelumnya, SDBI adalah instrumen moneter Bank Indonesia dapat diperdagangkan antar-bank di dalam negeri. Selain itu, Bank Indonesia juga mempunyai instrumen term-repo dengan underlying SBI dan SBN yang sewaktu-waktu dapat dilakukan untuk mengantisipasi risiko kemungkinan terjadinya tekanan dan keketatan likuiditas di pasar uang secara industri perbankan."


http://finance.detik.com/read/2013/08/29/152237/2344297/5/kondisi-ekonomi-tak-wajar-ini-kebijakan-yang-ditempuh-bi

Komentar saya

Bank indonesia , merupakan induk perekonomian di inodenesia sebagai lintasan ekonomi bangsa indonesia juga sebagai landasan atau acuan bagi perekonomian yang berlangsung setiap harinya untuk kesejahteraan masyarakat . apa yang terjadi jika perekonomian di indonesia yang mudah sekali goyah karna pasar yang tak menentu ? yahh , bank indonesia juga lah yang akan mengatasi permasalahan ekonomi yang sedang terjadi .
Ketika Kondisi Ekonomi Tak Wajar , para petinggi dan para pemegang pasar negara terutama mentri perekonomian , “ketika Bank Indonesia (BI) secara mengejutkan menaikkan suku bunga acuannya (BI Rate) hingga 7%. Dalam 3 bulan berturut-turut berarti BI telah menaikkan suku bunganya mencapai 125 basis poin (bp). “
“Seperti disampaikan Direktur Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah di Gedung BI, Kamis (29/8/2013), bank sentral memandang bahwa tekanan dan ketidakpastian perekonomian global ke depan masih relatif tinggi, baik terkait dengan waktu dan besarnya tapering stimulus moneter oleh the Fed, penurunan harga komoditas, maupun perlambatan pertumbuhan dunia. “
Bank indonesia menaikan nilai tukar rupiah dengan valuta asing bertujuan menaikan perekonomian indonesia ke dalam perekonomian yang global , artinya untuk memajukan perekonomian indonesia agar tidak kalah saing dengan negara – negara yang berkembang lainnya.ketika BI mengeluarkan keputusan yang mengejutkan dengan menaikkan namun BI juga membuat langkah – langkah seperti yang di sebutkan di atas , namun saya menambahkan sedikit saran agar semua bisa berjalan dengan yang semestinya yang di harapkan .
Memperkuat kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan kredit dan manajemen risiko perbankan.
Memperkuat kerjasama antar bank sentral dalam kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan.


dengan adanya langkah – langkah untuk mengatasi keriuhan dalam perekonomian saat itu , akan terselesaikan dengan baik , tidak adakorban yang di rugikan , apalagi sampainmerugikan warga indonesia yang tak tahu akan kebijakan yang di ambil oleh Bank Indonesia yang akan menaikan nilai valuta asing agar perekonomian di indonesia masuk ke perekonomian global.

http://finance.detik.com/read/2013/08/29/152237/2344297/5/kondisi-ekonomi-tak-wajar-ini-kebijakan-yang-ditempuh-bi